Gosipnya, sebuah industri majalah tidak akan menghentikan penggunaan photo retouching plugin, jika mereka berhenti menggunakannya, orang-orang tidak akan mau membeli majalahnya. Mereka mengatakan konsumen tidak terlalu tertarik dengan foto yang hanya dihasilkan dari kamera fotografer.
Setiap orang tahu bahwa pembuatan cover/sampul majalah selalu menggunakan sentuhan software yang bisa menghasilkan model yang memang sudah cantik menjadi lebih cantik, bahkan seseorang yang biasa-biasa saja menjadi tampak lebih dengan sentuhan software photo retouching, setidaknya hasil sentuhan fotonya dapat dilihat dengan baik di mata editor atau art director.
Tapi bagaimana dengan photo retouching yang mengubah foto seorang model menjadi tampak lebih buruk, tentu saja itu adalah sebagian trik dari suatu penerbit, entah itu dengan tujuan membuat majalahnya lebih laris atau lainnya dengan manampilkan foto artis yang lebih sedikit berbeda. Coba lihat foto Liz Hurley ini, tampak menyeramkan bukan? Bagaimana kira-kira tanggapan sang fotografer melihat hasil fotonya diolah dengan photo retouching?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar